Kaum yang Dilaknat Allah




#Tarikh – Palestina masih terus membara. Korban terus berjatuhan seiring dengan meningkatnya jenis kebiadaban dan kekejian yang dilancarkan Israel. Seolah Israel ingin mempertontonkan kehebatannya ke seluruh dunia dalam melakukan upaya genosida di Palestina. Sungguh, watak dan karakter Israel hari ini menjadi bukti nyata kebenaran ayat-ayat Al-Qur’an bahwa mereka benar-benar kaum yang dilaknat Allah Swt.. Allah berfirman:


لُعِنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنۢ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ عَلَىٰ لِسَانِ دَاوُۥدَ وَعِيسَى ٱبْنِ مَرْيَمَ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوا۟ وَّكَانُوا۟ يَعْتَدُونَ


“Telah dilaknat orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.” (QS al-Maidah: 78)


Ayat ini menyebutkan bahwa orang-orang kafir dari kalangan Bani Israil telah dilaknat Allah. Laknat ini disampaikan dalam kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s. dan dalam kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s. Para ulama sepakat bahwa laknat tersebut disebabkan oleh kedurhakaan mereka dan aktivitas yang melampaui batas. Dalam ayat ini, frasa ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوا۟ وَّكَانُوا۟ يَعْتَدُون menunjukkan bahwa penyebab laknat Allah kepada mereka adalah kedurhakaan yang telah mereka lakukan dan aktivitas mereka yang terus menerus melampaui batas, bukan karena yang lain. 


Laknat Allah pada mereka di dunia ditunjukkan dengan mengubah bentuk mereka menjadi kera. Allah berfirman:


وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ ٱلَّذِينَ ٱعْتَدَوْا۟ مِنكُمْ فِى ٱلسَّبْتِ فَقُلْنَا لَهُمْ كُونُوا۟ قِرَدَةً خَٰسِـِٔينَ


“Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: ‘Jadilah kamu kera yang hina’.” (QS al-Baqarah: 65)


Kisah dilaknatnya Bani Israil menjadi kera, menurut Ibnu Katsir diakibatkan oleh sikap mereka yang melanggar perintah Allah Swt. untuk mengagungkan hari Sabtu. Mereka diperintahkan untuk melakukan ibadah dan mengagungkan hari Sabtu. Namun, mereka melakukan tipu daya dengan menangkap ikan pada hari Sabtu dan mereka telah menyiapkan kail dan jaring sebelum hari Sabtu tiba. Kisah mereka ini diabadikan Allah dalam firman-Nya:


وَسْـَٔلْهُمْ عَنِ ٱلْقَرْيَةِ ٱلَّتِى كَانَتْ حَاضِرَةَ ٱلْبَحْرِ إِذْ يَعْدُونَ فِى ٱلسَّبْتِ إِذْ تَأْتِيهِمْ حِيتَانُهُمْ يَوْمَ سَبْتِهِمْ شُرَّعًا وَيَوْمَ لَا يَسْبِتُونَ ۙ لَا تَأْتِيهِمْ ۚ كَذَٰلِكَ نَبْلُوهُم بِمَا كَانُوا۟ يَفْسُقُونَ


“Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik.” (QS al-A’raf: 163)


Syaiban an-Nahwi mengutip dari Qatadah menyatakan, "Lalu kaum itu menjadi kera yang melolong, mereka memiliki ekor setelah sebelumnya mereka adalah laki-laki dan perempuan." Menurut Ibnu Abbas, nasib Kaum Bani Israil yang melakukan perburuan di hari Sabtu adalah dikutuk menjadi kera sungguhan, kemudian mereka dibinasakan sehingga tidak ada keturunannya. Mereka hanya hidup di bumi ini selama tiga hari. Tiada suatu pun yang dikutuk dapat bertahan hidup lebih dari tiga hari. Sesudah rupa mereka dikutuk dan diubah, mereka tidak mau makan dan minum serta tidak dapat mengembangbiakkan keturunannya. Kisah ini seharusnya menjadi pelajaran bagi kita semua agar tidak melakukan perbuatan yang mengundang azab dan laknat Allah Swt.. 


Firman Allah Swt. dalam QS al-Maidah: 78 ini cukup menarik untuk dicermati. Untuk menggambarkan perbuatan yang menjadi penyebab turunnya laknat Allah digunakan dua fi’il, yakni عَصَوا۟ dan يَعْتَدُونَ. Digunakan fi’il madhi pada kataعَصَوا۟  untuk menggambarkan kedurhakaan yang dilakukan di masa lampau. Sedangkan untuk mengilustrasikan aktivitas melampaui batas, digunakan lafadz يَعْتَدُونَ yang menggunakan fiil mudlari’. Diketahui bahwa fi’il mudlari’ dalam bahasa Arab memiliki fungsi untuk menunjukkan perbuatan yang sedang dilakukan dan akan selalu dilakukan hingga ke masa yang akan datang. Ini menunjukkan bahwa aktivitas melampaui batas akan terus menerus dan berulang kali dilakukan hingga masa yang akan datang. Maknanya, kebiadaban orang-orang kafir terutama Israel di tanah Palestina akan terus berlangsung, kian menjadi-jadi dan makin meningkat eskalasinya. 


Hal ini hanya bisa diselesaikan ketika umat Islam bersatu padu dalam satu komando untuk jihad fi sabilillah melawan Israel dan membebaskan Palestina. Mewujudkannya butuh sebuah institusi yang menerapkan seluruh syariat Islam secara kafah dan menggelorakan jihad untuk menyebarkan Islam ke seluruh dunia. Institusi itu adalah negara Khilafah yang tegak di atas manhaj kenabian. Masihkah kita ragu memperjuangkannya?



Kamilia Mustadjabt

(Aktivis Dakwah) 


Posting Komentar

0 Komentar