#Bekasi — Dalam pidatonya di hari pahlawan, pejabat Bupati Dedi Supriadi mengajak para pemuda untuk memberantas kemiskinan dan kebobodohan sebagai implementasi dari meneladani semangat para pahlawan yang telah mengorbankan segalanya demi kemerdekaan bangsa( jabarprov.go.id, 11/11/2024). Berkorelasi dengan pidatonya di hari pahlawan, dua hari sebelumnya beliau juga meresmikan peluncuran aplikasi Sistem Informasi Penanganan Terintegrasi Kawasan Kumuh (SIPATUH), sebagai upaya percepatan penanganan kawasan kumuh di Kabupaten Bekasi (bekasikab.go.id, 06/11/2024).
Dua hal tersebut, yaitu upaya pemberantasan kemiskinan dan kawasan kumuh dengan mengaktifkan peran pemuda dalam penanggulanganya adalah upaya pemerintah daerah yang perlu diapresiasi juga diberikan masukan dari sisi konsep bagaimana keterlibatan pemuda dalam pemberantasan kemiskinan (pemukiman kumuh) dan kebobodohan menjadi efektif. Mengingat generasi muda adalah permata harapan untuk melanjutkan peradaban dan para pemuda saat ini memiliki potensi besar terutama kekritisan dalam pemikirannya.
Sayangnya, saat ini kita melihat fakta betapa hati sering kali dibuat miris dengan kondisi generasi muda yang sering terjebak dalam kehidupan yang sia-sia. Menyia-nyiakan masa muda dan segala potensi besar dengan melakukan hal yang tidak produktif dan sering kali malah merusak.
Namun, menjadi hal yang salah jika kita putus asa atau apatis dengan generasi muda. Oleh karenanya, kondisi itu harus diubah dengan memberikan edukasi dan melibatkan generasi muda dalam perubahan kearah yang lebih baik.
Para pemuda fitrahnya mereka ingin memberikan kontribusi yang besar dalam perubahan. Akan tetapi potensi besar itu tidak keluar karena mereka masih bergelut dalam mode fight untuk kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, dan keamanan.
Bagaimana seseorang atau suatu golongan bisa mengeluarkan potensinya jika mereka sendiri masih berjuang dengan kebutuhan-kebutuhan dasarnya. Artinya, kemiskinan harus dientaskan dari akarnya secara sistemik, baik ekonomi maupun politiknya dengan menerapkan kebijakan-kebijakan prorakyat bukan sekedar himbauan atau peluncuran aplikasi.
Faktanya, saat ini banyak kebijakan-kebijakan sistem tidak berpihak kepada rakyat termasuk para pemuda, lebih berpihak kepada para pemilik modal. Ini menjadi ciri khas sistem kapitalisme. Jika masih demikian, maka pengentasan kemiskinan dan ajakan kepada para pemuda untuk mengentaskan kemiskinan hanya akan menjadi slogan dalam pidato kosong.
Sudah saatnya kita mengganti sistem ekonomi dan politik yang tidak berpihak kepada rakyat dan para pemuda ini dengan beralih kepada sistem kehidupan yang mewajibkan para pemimpin untuk menjadi pelayan rakyat dan menunaikan hak rakyat dengan memenuhi kesejahteraannya berdasarkan aturan yang memanusiakan manusia. Itulah syariat Islam.
Maka, jika hak-hak rakyat termasuk para pemuda di dalamnya telah ditunaikan, para pemuda akan keluar dari zona bertahan hidup kepada zona bangkit. Pada kondisi inilah semangat jihad para pahlawan bisa dijadikan keteladanan yang abadi untuk para pemuda memberikan segenap potensi mereka agar menjadi insan yang bermanfaat dan berperan dalam peradaban. Wallahualam bissawab.
Oom Badriah, S.Psi.
(Aktivis Dakwah)
0 Komentar