Siti Rima Sarinah
#MutiaraAl-Qur'an — Memuliakan orang tua merupakan bagian birrul walidain (berbakti kepada orang tua). Birul walidain merupakan kewajiban seorang anak sekaligus perintah dari Allah Swt.. Memuliakan, menyayangi, menjaga, dan merawat orang tua adalah perbuatan yang sangat mulia. Allah Swt. memberi balasan surga untuk itu. Berbakti kepada orang tua, bukan sekadar untuk membalas jasa orang tua yang telah melahirkan, membesarkan, dan mendidik kita melainkan motivasi keimananlah yang harus menjadi landasan setiap anak menunaikan kewajiban tersebut.
Allah Swt. berfirman, ”Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah engaku mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engaku membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik”. (QS al-Isra: 23)
Ayat ini berisi perintah bagi seorang anak untuk memperlakukan orang tua dengan sebaik mungkin. Bahkan, seorang anak tidak boleh menyakiti hati orang tuanya, walaupun apabila orang tua berlaku seperti anak kecil, maka anak-anak mereka harus sabar dan tulus mengurus mereka. Sebab, orang tua melahirkan, mengasuh, dan mendidik kita tanpa mengharapkan kompensasi apa pun. Mereka mengurus, mendidik, dan menyayangi anak-anaknya dengan sepenuh hati di sepanjang hidupnya. Begitu besar pengorbanan dan perjuangan orang tua kita yang telah diberikan kepada kita, maka kita pun harus membalasnya dengan kebaikan yang berlipat ganda.
Islam sangat menjunjung tinggi perbuatan berbakti kepada orang tua. Berbakti kepada orang tua merupakan amalan kedua terbaik setelah salat tepat pada waktunya. Berbakti kepada orang tua juga merupakan jalan menuju surga. Rasulullah saw. bersabda, ”Orang tua adalah pintu surga paling pertengahan, jika engkau mampu makan tetapilah atau jagalah pintu tersebut”. (HR Ahmad)
Rasulullah saw. juga mengingatkan kaum muslim agar tidak mengabaikan orang tua, apalagi sampai menelantarkan mereka. Pengabaian ini adalah bentuk durhaka anak kepada orang tua. Hadis Rasulullah saw. dari riwayat Muslim, bahwa orang yang tidak berbakti kepada orang tuanya pada usia lanjut, akan rugi dan tidak masuk surga.
Fakta saat ini begitu banyak penelantaran kepada orang tua yang sudah berusia lanjut. Bahkan, tidak jarang seorang anak rela menghabisi nyawa orang tuanya hanya karena disuruh belajar atau salat. Orang tua tidak lagi dihormati, dipatuhi, dan disayangi, tetapi dianggap sosok yang suka mengatur dan mengekang keinginan mereka. Sehingga, mereka suka berkata kasar dan memperlakukan orang tuanya dengan sangat buruk.
Terkikisnya fitrah anak akan kewajibannya untuk berbakti kepada orang tua dengan memperlakukan orang tua dengan baik. Hal ini terjadi karena pudarnya keimanan dan bahkan nyaris hilang dari dalam diri mereka. Aturan sistem yang memisahkan agama dari kehidupan (sekularisme) telah sukses merusak kaum muslim akan kewajibannya untuk memuliakan orang tuanya. Aturan buatan manusia ini memberikan kebebasan bagi manusia untuk mengatur dirinya sesuai hawa nafsunya. Tanpa mengindahkan pahala dan dosa yang penting mereka bebas melakukan apa saja yang mereka suka dan membuatnya bahagia.
Sistem rusak sekularisme melupakan kaum muslim bahwa setiap perbuatan yang mereka lakukan di dunia ini, kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Berat sanksi yang Allah berikan setimpal dengan apa yang mereka kerjakan selama di duina. Janganlah penyesalan di belakang hari baru membuat kita sadar. Karena pada saat itu, tertutuplah sudah pintu keberuntungan yang tertinggal penyesalan dan kerugian yang amat sangat.
Oleh karena itu, setiap muslim harus menyadari betapa rusaknya sistem sekularisme yang menjadi landasan aturan kehidupan yang sedang kita jalani hari ini. Sistem ini selalu mengajak manusia ke jalan kegelapan dan kesesatan. Berbagai persoalan kehidupan pun hadir silih berganti akibat kehadiran sistem buatan akal manusia yang lemah dan terbatas.
Inilah perlunya setiap muslim senantiasa merenungi makna penciptaannya ke muka bumi ini adalah untuk beribadah. Berbakti kepada orang tua dengan memuliakan mereka adalah bagian dari ibadah, yang senantiasa memotivasi manusia untuk menunaikan setiap kewajiban yang diperintahkan dan meninggalkan setiap larangan-Nya.
Di sinilah pentingnya seluruh kaum muslim terus belajar dan mengkaji Islam serta mendakwahkannya, agar tidak terkontaminasi oleh pemikiran dan gaya hidup dari sistem batil sekularisme. Kita pun telah diberikan predikat mulia oleh Allah sebagai khoiru ummah, karena telah dibekali akal untuk menimbang dan memilih baik dan benar menurut cara pandang syariat, bukan hawa nafsu manusia yang lemah.
Hal tersebut agar suasana keimanan dan ketakwaan serta cahaya keberkahan selalu menaungi sepanjang kehidupan kita. Kita pun menjadi orang yang beruntung sebagai kosekuensi memuliakan orang tua dan menjadi orang yang bertakwa di sisi-Nya. Bukankah surga yang kita inginkan sebagai tempat kembali kita nanti? Maka, raihlah surga dengan senantiasa taat dan patuh kepada setiap aturan dan larangan-Nya serta berbaktilah kepada kedua orang tua kita. Wallahualam bissawab.[]
0 Komentar