Pemimpin dan Kepemimpinan



#SuaraMuslimah — Gelaran Pilkada 2024 telah Usai. Para 'wakil rakyat' sudah mulai bekerja untuk rakyat. Apa yang bisa kita pelajari dari gelaran demokrasi ini, terutama dari makna pemimpin dan kepemimpinan. Muslimah Jakarta Official menyajikan petikan wawancara dengan Ibu Dr. Rosmeinita, M.A., dalam rubrik #SuaraMuslimah berikut ini.

MJO: Apa pendapat Ibu terkait fenomena golput, Bu?

Tokoh: Pada pilkada kemarin diperkirakan angka golput mencapai 49% dari populitas. Secara formal golput adalah istilah politik yang merujuk pada peserta pemilih yang tidak memberikan suatanya atau tidak memilih satu calon pemimpin. Fenomena ini bisa terjadi karena berbagai alasan dari ketidaktahuan, ketidakpedulian, hingga bentuk protes terhadap sistem politik yang berlaku. 

MJO: Para pemimpin saat ini sangat dekat dengan rakyat karena program-programnya populis, apa pendapat Ibu?

Tokoh: Pemimpin-pemimpin yang masih mencalonkan dirinya sebagai peserta pemilu atau pilkada pasti berharap untuk dapat meraih suara rakyat, untuk itu mereka membuat program- program yang menarik dan sifatnya populis. Itu hanya merupakan lips service yang tidak mungkin mereka laksanakan sekalipun mereka terpilih menjadi pemimpin. Inilah salah satu bentuk kemunafikan yang sangat nyata yang dipertontonkan pemimpin pengkhianat masa kini. 

MJO: Menurut pendapat Ibu, pemimpin terbaik itu seperti apa?

Tokoh: Pemimpin terbaik yang tiada duanya ialah Rasulullah, Nabi Muhammad saw. Empat sifat terbaik yang ada pada diri Nabi yakni Sidiq; Amanah; Tabligh; dan Fathonah. Tidak ada seorang pemimpin Islam masa kini yang bisa meniru sifat beliau.

MJO: Pendapat Ibu tentang kepemimpinan saat ini dan masa Islam?

Tokoh: Kepemimpinan saat ini dan masa Islam tentu sangat jauh berbeda, baik dari segi loyalitas dan moralitas terhadap tanggung jawab. Apalagi, jarang yang memiliki integritas dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang dipikulkan pada pundaknya. Seorang pemimpin negara harus mampu melepaskan dirinya dari keterikatan kelompoknya karena setelah melaksanakan sumpah jabatan pemimpin tersebut menjadi milik seluruh rakyat yang dipimpinnya, sehingga seorang pemimpin harus berlaku adil terhadap rakyatnya walaupun mereka berbeda keyakinan. Dunia saat ini dikuasai oleh negara-negara adidaya sehingga dengan kekuatan ekonominya dan militer bisa memanfaatkan disegala sektor yang digunakan sebagai instrumen untuk menekan negara-negara kecil miskin dan lemah agar tunduk pada kekuasaannya menggunakan sistem kapitalisme-liberal. Salah satu negara yang mengalami tekanan adidaya adalah Indonesia sehingga kepemimpinan dalam negara banyak mendapat pengaruh politik akibat tekanan adikuasa. Kepemimpinan masa silam didominasi dengan sistem pemerintahan negara Islam yang pemimpinnya menegakkan syariat Islam secara kafah di seluruh wilayah kekuasaannya. Dampak dari diterapkannya syariat Islam memberikan kesejahteraan, keamanan, ketentraman, dan keberkahan bagi seluruh umat manusia yang hidup di bawah naungan Daulah Islam. 

Posting Komentar

0 Komentar