#Reportase —
Setelah satu tahun lebih, tepatnya sejak 7 Oktober 2023 lalu, warga Gaza tak
kenal lelah berjuang dan bertahan dari serangan bertubi-tubi Isr@el, akhirnya mencapai kesepakatan gencatan senjata. Tepat diberlakukan
mulai tanggal 19 januari 2025, pukul 08.30 waktu setempat, dimediasi oleh Qatar
bersama Amerika Serikat dan Mesir.
Menyikapi gencatan senjata ini, Aliansi Ormas Muslim Indonesia
mempunyai tanggapan yang berbeda. Disampaikan bahwa gencatan senjata dinilai
bukanlah solusi tuntas bebasnya Palestina dari pendudukan Isr@el.
Hal ini sampaikan oleh para orator yang berorasi di hadapan kurang
lebih empat puluh ribu peserta aksi di depan kedutaan besar Amerika Serikat dan
sekitarnya, Ahad, 26 Januari 2025 bertepatan dengan momen menjelang peringatan
Isra Mikraj 1446 Hijriah.
Peserta aksi yang berasal dari berbagai daerah di Jabodetabek dan
Kapursuci berdatangan sejak pukul 06.00 pagi, melakukan longmarch dengan
membawa bendera hitam dan putih bertuliskan kalimat tauhid, yang disebut dengan
bendera Rasulullah, al-Liwa dan ar-Roya. Terlihat ibu-ibu, remaja, dan keluarga
juga antusias bergabung dalam rombongan
aksi yang berjalan dengan tertib di bawah arahan panitia.
Kiai Rakhmat S. Labib,
salah seorang orator, dalam orasinya menyampaikan bahwa
gencatan senjata bukanlah solusi tuntas
permasalahan Palestina. Sifatnya hanya sementara. “Israel masih akan menyerang lagi,
memborbardir lagi, akan melakukan permusuhan lagi,” tegasnya.
Lebih lanjut, Kiai Rakhmat S. Labib
mengatakan bahkan ketika diupayakan
gencatan senjata permanen sekalipun, tetap bukan solusi hakiki karena tidak sesuai dengan syariat Allah. “Mereka itu datang
dan merampas tanah Palestina hingga mendirikan negara, maka ini namanya
penjajahan. Maka, solusi dari Allah adalah memerangi mereka. Jihad
fiisabilillah. Mengusir mereka keluar dari tanah Palestina,” serunya yang disambut
takbir oleh seluruh peserta aksi.
Di sela-sela orasi, muncul atraksi pengibaran bendera al-Liwa dan ar-Roya oleh puluhan pemuda
di depan panggung orasi, diikuti oleh seluruh perserta aksi sambil bersama-sama menyanyikan
lagu perjuangan.
Sementara itu, Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto juga tampak hadir dalam aksi dan turut memberikan orasi. Ustaz Ismail
Yusanto menyampaikan bahwa keberhasilan Isr@el menduduki tanah suci umat Islam ini tidak mudah dan dalam kurun
waktu yang cukup lama. “Hampir satu abad mereka itu akhirnya berhasil. Dan
itu segala cara mereka lakukan. Maka mereka pasti tidak akan membiarkan
keberhasilan itu hilang, juga dengan segala cara,” ungkapnya.
Ustaz Ismail Yusanto menjabarkan bahwa Isr@el bisa berhasil itu karena dua hal, yaitu (1) mereka gigih memperkuat
internal mereka; (2) mereka
juga gigih melemahkan umat Islam dengan membuatnya terpecah-belah,
tersekat-sekat oleh nasionalisme melalui para penguasa negeri muslim yang terus
menjaga keterbelahan itu.
Maka dari itu, Ustaz Ismail menyampaikan, jangan lelah untuk terus
menyampaikan kepada umat, bahwa paling tidak ada dua hal yang harus kita
upayakan untuk menghadapi mereka. Pertama adalah bagaimana melemahkan mereka
dan tentu ini tidak mudah. Tapi kita bisa lakukan yang kedua, yaitu bagaimana
menguatkan seluruh kaum muslim di dunia ini untuk bersatu. Terus berdakwah
untuk membangun kesadaran baru di tengah umat betapa pentingnya persatuan
ini.
“Jumlah kaum muslim itu ada 2 milyar manusia, masa’ keok sama
Isr@el
yang jumlahnya hanya 7 juta. Ini terjadi karena kita tidak bersatu,” tegasnya.
Seruan persatuan terdengar begitu lantang selama jalannya aksi.
Hal ini juga terlihat dari spanduk-spanduk dan poster-poster yang dibentangkan
dengan tema besar yang diusung yaitu: “Isra
Mk’raj, Umat Bersatu
Bebaskan al-Aqsa dan Palestina".
Orasi terus berlanjut bersama orator-orator dari ulama dan tokoh
masyarakat dari Jakarta dan Banten. Yel-yel Free Free Palestine sesekali
diserukan seluruh peserta aksi. Tagar #AynalMuslimun #WeNeedKhilafah dan
#SavePalestine pun menjadi trending topik di kanal media X, selama aksi
berlangsung.
Selanjutnya, Kiai Yasin Muthohar sebagai orator terakhir menyimpulkan sekaligus
menegaskan kembali bahwa solusi tuntas dari permasalahan Palestina adalah
jihad. Jihad hanya akan terwujud di bawah sistem pemerintahan Islam, yaitu Khilafah.
“Tapi perjuangan menegakkan Khilafah
membutuhkan kesabaran. Kesabaran menyadarkan umat lebih banyak lagi, kesabaran
untuk tetap istikamah dalam perjuangan ini. Karena tanpa
itu semua kita tidak akan ditolong oleh Allah Swt.,” pesannya dengan penuh
semangat.
Kiai Yasin Muthahar menyampaikan kemenangan umat Islam adalah janji
Allah. Allah sudah menjanjikan bahwa masa depan Yahudi akan hancur, bahkan di
akhir zaman nanti, batu dan pohon pun berbicara menunjukkan keberadaan mereka
untuk dibunuh. “Tapi siapakah yang akan mengambil peran ini? Merekalah para
tentara Khilafah,” serunya disambut dengan seruan “Khilafah” dari seluruh
peserta aksi.
“Jadi, tidak bisa permasalahan Palestina ini diselesaikan dengan
gencatan senjata, dengan perdamaian dalam artian solusi dua negara, karena itu
sama saja memberi tempat kepada penjajah. Apalagi diserahkan kepada Amerika
ataupun OKI. Tapi serahkan kepada Khilafah, beres semua
saudara-saudara,” tegasnya.
Pesan Kiai Yasin Muthahar di akhir orasi, harus ada keyakinan dalam diri
umat muslim bahwa perjuangan pasti akan
sampai pada titik kemenangan. Khilafah akan tegak dengan ijin Allah. Dalilnya
jelas dalam banyak hadis Rasululllah saw.. Aksi ditutup dengan doa
bersama dipimpin oleh Kiai Yasin Muthahar dan seluruh peserta aksi meninggalkan lokasi dengan
tertib dan lokasi aksipun tetap bersih dari sampah.[Ruruh]
0 Komentar