#Depok
— Kegiatan keagamaan seperti pengajian memang sudah menjadi aktivitas rutin
dilakukan oleh muslim dan muslimah di tanah air. Dalam pengajian dikaji dan
diperdalam Islam, ada dai, ada jamaah. Para dai mendakwahkan Islam, sementara jamaah
menimba ilmu. Kegiatan ini sangat penting untuk senantiasa terjamin
keberlangsungannya. Ini karena sejatinya umat senantiasa membutuhkan Islam
sebagai pedoman hidup untuk dipahami dan dilaksanakan.
Sejalan
dengan hal ini, Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada pengajian rutin
bulanan Majelis Taklim Roudhotul Ilmi menyatakan komitmennya untuk mendukung
semua kegiatan keagamaan di Pemkab Bogor (antara.com, 17/1/2025). Pengajian ini
diselenggarakan oleh Persatuan Wanita Republik Indonesia (PWRI) Kabupaten Bogor
pada Jumat 17 januari 2025. Pada kesempatan tersebut, Sekretaris Daerah
Kabupaten Bogor, Ajat Rochmat Jatnika mengatakan bahwa agama adalah pondasi
kuat untuk membangun karakter bangsa yang berakhlak mulia. Ia juga mengingatkan
untuk menjadikan pengajian sebagai wadah bagi masyarakat memperdalam ilmu agama
dan meningkatkan kualitas spiritual.
Hanya
saja, penting untuk ditelaah lebih lanjut, sejauh mana wadah untuk memperdalam
ilmu agama ini mencapai keberhasilannya? Kemudian, apakah dengan wadah
pengajian berupa majelis taklim ini umat Islam dapat meningkat kualitas
spiritualnya secara signifikan? Jangan sampai pengajian sudah dilakukan secara
rutin, tetapi pemahaman jamaah terhadap syariat Islam tidak bertambah. Jika
demikian, jangan-jangan ada kesalahan besar dari metode pembinaan seperti ini.
Mengkaji
Islam sejatinya adalah untuk makin menambah pemahaman Islam seseorang. Mengkaji
Islam juga seharusnya menjadikan orang yang mengkajinya termotivasi untuk
menjalankan apa yang dipahaminya dari Islam yang dikajinya. Selanjutnya,
setelah itu, ia akan terdorong untuk mengajak orang lain memahami dan
menjalankan Islam seperti dirinya. Dari sini patut direnungkan, mengapa banyak
orang Islam yang mengkaji Islam, tetapi tidak menjalankan aturan Islam dalam
perbuatannya? Mengapa pula banyak orang Islam mengaji tetapi pemahaman Islamnya
jalan di tempat?
Sesungguhnya,
dengan jalan mengkaji Islam tiap individu muslim wajib meningkatkan
kedekatannya dengan Allah Swt.. Melalui mengaji setiap muslim juga harus
meletakkan pemikiran dan perasaannya hanya di bawah aturan Islam semata. Jangan
sampai istilah "ngaji terus, tetapi maksiat jalan terus" menjadi
sesuatu yang lumrah dilakukan. Apalagi kalau kemudian dicari-cari dalil dari Al-Qur’an
dan al-Hadis untuk mentolerir perbuatan-perbuatan dosa.
Di
sisi lain, peran para dai dalam membina umat juga sangat penting. Para dai
hendaknya tidak memilah dan memilih syariat Islam, mana yang disampaikan, mana
yang tidak disampaikan. Apalagi jika sampai menyembunyikan kebenaran Islam,
atau mengganti kebenaran itu dengan kebatilan. Padahal Allah telah mengingatkan
dalam surah al-Baqarah ayat 42: ”Janganlah kalian mencampur kebenaran dengan
kebatilan. Jangan juga kalian menyembunyikan kebenaran, padahal
kalian mengetahuinya.”
Metode Sahih Membina Individu
Pemahaman
masyarakat terhadap Islam sangat bergantung pada seberapa kuat masyarakat mengasah pemahaman Islamnya. Sedangkan
satu-satunya cara yang sahih dan efektif dalam berdakwah adalah mengikuti
metode dakwah Rasulullah saw.. Langkah pertama yang dilakukan dalam metode
dakwah Rasulullah adalah pembinaan. Pembinaan ini sifatnya terus-menerus dan
berkesinambungan untuk dijalankan. Siapa yang dibina? Jawabannya adalah para kader
dan masyarakat.
Kader
adalah orang yang akan memegang peranan penting di masyarakat. Jadi, kader
adalah orang-orang yang menjadi tumpuan atau acuan di masyarakat. Jika
masyarakat mempunyai masalah, maka kaderlah yang akan dimintai pertolongan atau
solusi. Kader bisa dai yang banyak berceramah di forum-forum ataupun muslim
biasa yang selalu siap memberikan nasihat, arahan, dan bantuan lainnya.
Membina
para kader dan masyarakat harus dilakukan beriringan. Ini karena kader adalah
bagian dari masyarakat juga. Membina kader dilakukan melalui pengkajian dan
diskusi-diskusi keislaman yang masif dan terus-menerus. Karenanya pembinaan
kader harus dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil yang fokus dan terarah.
Dalam pengkajian ini juga harus dibahas kitab-kitab yang komprehensif untuk
memperdalam tsaqafah Islam.
Pembinaan
kader merupakan esensi dakwah yang sesungguhnya. Hal ini karena dalam pembinaan
kader harus berakhir pada lahirnya para pionir dakwah. Karenanya dalam
pembinaan kader sangat penting dilakukan penguatan akidah Islam serta pemahaman
dan upaya maksimal penerapan syariah Islam dalam kehidupan para kader.
Selanjutnya, para kader tercipta menjadi sosok-sosok yang bergerak
menyebarluaskan Islam di masyarakat. Ini karena begitu kuatnya pemahaman akan kebenaran
Islam yang tak mungkin bisa disembunyikan lagi oleh para kader. Dengan kata
lain, kader seperti tak mampu lagi membendung cahaya kebenaran Islam dan
syariatnya, melainkan harus menyampaikannya ke semua orang. (Pembentukan Partai Politik Islam, 42-50)
Metode Sahih Membina Masyarakat
Berbeda
dengan pembinaan kader, pembinaan masyarakat tidak dilakukan secara orang per
orang. Pembinaan masyarakat harus dilakukan oleh sebuah institusi yang memimpin
pembinaan tersebut, dan ini hukumnya wajib. Ini sebagaimana yang diperintahkan
oleh Allah Swt. dalam surah al-Imran ayat 104, "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari
yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” Makna dari kata “segolongan
umat” pada konteks hari ini adalah intitusi partai politik, dan partai politik
ini wajib berasaskan Islam, bukan yang lain.
Partai politik (parpol) Islam kemudian
harus membangun dan memperkuat eksistensi partai sehingga selalu meningkat
kualitas dan kuantitasnya. Parpol Islam ini pun harus berkiprah di skala
global, bukan di skala negara bangsa. Membangun kekuatan dan eksistensi parpol
Islam ini sangat penting karena yang diembannya adalah dakwah untuk menyebarluaskan
Islam ke seluruh penjuru dunia melalui ditegakkannya daulah Islam (Khilafah
Islam). Untuk mewujudkan hal ini, parpol Islam wajib menyerukan
pemikiran-pemikiran Islam, menyebarluaskan
konsep-konsep Islam, dan membongkar pemikiran-pemikiran rusak yang
diterapkan di semua negara di dunia.
Satu-satunya jalan yang harus ditempuh
untuk menyerukan pemikiran Islam, menyebarluaskan konsep Islam, dan membongkar
pemikiran rusak ini adalah dengan melakukan interaksi dengan masyarakat. Dengan
berinteraksi ini harus dipastikan masyarakat akan memiliki kesadaran umum
tentang kerusakan penerapan sistem selain Islam. Di samping itu, berinteraksi
dalam konteks menyampaikan dakwah Islam ini juga bertujuan untuk meyakinkan
kebenaran sistem Islam dan menumbuhkan harapan akan kehidupan islami yang penuh
keberkahan. Inilah esensi dakwah Islam bagi individu dan masyarakat. (Pembentukan
Partai Politik Islam, 51-63)
Maka aktivitas berdakwah dengan
menjelaskan kebatilan pemikiran dan
pandangan seperti kapitalisme, sekularisme, pluralisme, sosialisme, dan
liberalisme harusnya tidak boleh dilarang.
Demikian juga menjelaskan kebatilan pemikiran yang lahir darinya yaitu
demokrasi, HAM, kesetaraan gender juga tidak boleh dihalang-halangi untuk
disampaikan ke masyarakat. Sebaliknya, pengajaran Islam yang disampaikan secara
menyeluruh (kafah) juga harus dijamin keberlangsungannya termasuk dalam
forum-forum majelis taklim yang subur di seluruh tanah air.[]
0 Komentar