Menyongsong Indonesia Emas 2045 dengan Program MBG: Ilusi atau Realitas?




Noor Hidayah

 

#Tangsel — Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Todotua Pasaribu, bersama Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Pilar Saga Ichsan, mengunjungi UPTD SDN Lengkong Gudang untuk memantau pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Diluncurkan pada 6 Januari 2025, program ini dilaksanakan serentak di tujuh lokasi di Tangerang Selatan. Menurut Todotua, program ini menjadi simbol sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam memastikan kebutuhan gizi generasi muda terpenuhi. Langkah ini sejalan dengan visi Indonesia mencetak sumber daya manusia berkualitas guna menyongsong Indonesia Emas 2045 (bidiktangsel.com, 13/01/2025).

Solusi Tambal Sulam

Program MBG ini terlihat seperti upaya tambal sulam dalam menghadapi masalah generasi, terutama terkait kecukupan gizi. Program ini kurang menyentuh akar permasalahan dari kekurangan gizi di masyarakat. Meski pemenuhan gizi berkualitas sangat penting untuk mencegah malnutrisi, sebuah negara yang bercita-cita mencetak generasi yang sehat dan berkualitas harus menyelesaikan masalah ini secara sistemik.

Krisis yang dihadapi generasi muda di negeri ini bersifat multidimensi. Selain masalah pendidikan, tantangan lain seperti pemikiran hedonis, kesejahteraan ekonomi, dan liberalisasi media juga turut menjadi kendala. Dalam kondisi ekonomi nasional yang rapuh, mengandalkan angka-angka pertumbuhan ekonomi semu tidak akan mampu membawa Indonesia keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah. Demikian pula, untuk meningkatkan kualitas generasi, tidak cukup hanya memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga perlu memastikan mereka memiliki pola pikir yang dapat membangun peradaban yang kokoh. Peradaban yang dibangun di atas prinsip yang salah pasti akan runtuh. Oleh karena itu, upaya mencetak generasi berkualitas harus disertai visi yang menyeluruh dan benar.

Untuk mengatasi berbagai krisis ini, diperlukan solusi yang bersifat sistemik. Program seperti makan siang gratis saja tidak cukup. Transformasi yang diinginkan harus bersifat mendasar dan menyeluruh.

Islam Lahirkan Generasi Berkualitas

Menerapkan sistem yang berlandaskan pada prinsip Islam, sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Sang Pencipta, menjadi sebuah keharusan. Contoh penerapannya dapat ditemukan dalam kehidupan Rasulullah saw. dan masa Kekhilafahan Islam. Tujuannya adalah menciptakan sistem yang mencakup politik, pemerintahan, pendidikan, dan ekonomi Islam.

Dalam sistem ekonomi Islam, masalah pendapatan negara dan distribusi kekayaan diselesaikan secara menyeluruh. Anggaran negara disusun berdasarkan syariat, bukan berdasarkan pemikiran manusia semata. Pajak dan utang luar negeri bukan sumber utama pendapatan negara. Pendapatan negara bersumber dari tiga pos utama: pengelolaan harta milik negara, kekayaan nasional, dan zakat. Sistem ekonomi Islam juga mengatur ulang kebijakan moneter dengan standar emas (dinar dan dirham) serta menghapus pajak permanen. Pajak hanya dipungut dalam keadaan darurat dan hanya dari kalangan kaya. Setelah kondisi stabil, pajak akan dihentikan. Selain itu, Islam melarang riba dan transaksi yang melanggar syariat, sambil mendorong perdagangan dan kemitraan.

Sistem pendidikan Islam bertujuan mencetak individu yang beriman teguh dan berjuang untuk menegakkan agama Allah. Sebagaimana firman Allah:


"
Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk. Dan Kami meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri, lalu mereka pun berkata, ‘Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran."  (QS al-Kahfi [18]: 13-14)

 

Allah juga berfirman:


"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah." (QS
al-Imran: 110)

 

Generasi muda muslim yang berkualitas adalah mereka yang berusaha menjadi insan terbaik menurut standar Allah, dengan terikat pada aturan Islam. Mereka memiliki kepribadian islami, berkomitmen penuh untuk dakwah, tangguh, pekerja keras, pemberani, berjiwa kepemimpinan, serta tawakal demi kemuliaan Islam.

 

Untuk mencetak generasi emas yang sehat, cerdas, dan kompetitif secara global, diperlukan sinergi lintas sektor serta sistem pemerintahan yang sesuai. Pada akhirnya, inkubator yang mampu melahirkan generasi muda muslim yang tangguh dan produktif hanyalah negara Islam atau Khilafah. Wallahualam bissawab.[]

 

 

Posting Komentar

0 Komentar