Ramadan Bulan Al-Qur'an

 



 

#Reportase — Senin, 3 Maret 2025 memenuhi ruangan tokoh muslimah dari berbagai kalangan untuk mengikuti kajian rutin yang diselenggarakan oleh Muslimah Tadabur Al-Qur'an Jakarta Utara.

Sebuah tema menarik diangkat dalam majelis tadabur Al-Qur'an, surah al-Baqarah ayat 185: "Ramadan Bulan Al-Qur'an".

 

شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya: "(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."

Ustazah dr. Estyningtias mulai membahas surah al-Baqarah awal ayat 185 bahwa di antara sebab mulianya bulan Ramadan karena di dalamnya diturunkan Al-Qur'an. Beliau melanjutkan semua yang terkait dengan Al-Qur'an menjadi mulia termasuk Malaikat Jibril menjadi malaikat paling mulia karena menjadi perantara turunnya Al-Qur'an, Nabi Muhammad saw. menjadi Nabi yang paling mulia karena kepadanya Al-Qur'an diturunkan, dan Makkah-Madinah menjadi dua kota yang dimuliakan karena pada kedua tempat itu Al-Qur'an diturunkan.

Ustazah dr. Estyningtias mendorong para tokoh fokus terhadap Al-Qur'an sebagai hudan (petunjuk), terlebih saat bulan Ramadhan.

Beliau melanjutkan bahwa orang yang beriman terhadap Al-Qur'an selama bulan Ramadan harus ada target terhadap Al-Qur'an.  Sungguh berlimpah pahala membaca Al-Qur'an. Namun, tentu tidak sekadar membaca. Kita garus membuat target maksimal terhadap Al-Qur'an baik secara kuantitas tapi juga harus tartil.

Ustazah dr. Estyningtias mengingatkan juga tentang pengaduan Nabi Muhammad saw. dalam surah al-Furqan ayat 30:

 

وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُوراً

Artinya:

Berkatalah Rasul: Wahai Rabbku sungguh kaumku telah menjadikan Al-Qur’an ini “mahjura” (sesuatu yang diabaikan).”

Jika kita bermuhasabah diri, adakah perbuatan kita yang mengabaikan (mahjura) terhadap Al-Qur’an. Beliau pun merinci beberapa kategori “mahjura”, yakni:

1. Tidak mendengarkan saat Al-Qur'an dibacakan.

2. Tidak membacanya dengan tartil.

3. Tidak  mengimani isinya.

4. Tidak mengkaji dan mentadaburinya.

5. Tidak mengamalkannya.

6. Tidak menyampaikan apa yang dipahaminya.

Sikap mahjura (mengabaikan Al-Qur'an) tak terasa banyak melekat pada diri setiap muslim, khususnya pengabaian dalam pelaksanaan Al-Qur'an secara menyeluruh. Hal ini akibat diabaikannya ayat-ayat Al-Qur'an oleh negara. Oleh karena itu, Ramadan adalah saat yang paling tepat untuk kita muhasabah dan berniat kuat, lalu berusaha bersama melaksanakan semua yang diperintahkan Al-Qur'an secara kafah dengan dakwah. Agar kita terbebas dari pengaduan Rasulullah saw. kepada Allah Swt..

Berikutnya, beliau sampaikan terkait fiqih yang ada di dalam ayat 185 surah al-Baqarah, di antaranya terkait masalah puasa dari sisi kapan memulai puasa, siapa saja yang mendapatkan rukhsah untuk diperbolehkan berbuka puasa dan mengganti dihari lain yakni orang yang sakit dan dalam keadaan safar, termasuk beliau sampaikan perintah mengagungkan Allah dengan memperbanyak takbir saat sudah selesai menjalani ibadah puasa selama satu bulan Ramadan.

Sepatah kalimat motivasi disampaikan Ketua Muslimah Tadabur Al-Qur'an, Ibu Dr. Roesmenita. Berlanjut ke sesi tanya jawab yang disambut antusias para tokoh untuk lebih menajamkan pemahaman melalui aneka pertanyaan. Ustazah dr. Estyningtias pun menjawab dengan runut dan gamblang semua pertanyaan yang ada.

Acara ditutup dengan lantunan doa syahdu oleh Ustazah Nurlis.[ ]

Posting Komentar

0 Komentar